Kaki-kaki ajaib Ibrahimovic dalam mengolah si kulit bundar
selalu menakjubkan. Baginya mencetak gol indah dalam sebuah pertandingan
seperti menu standard yang siap disuguhi kepada para penonton setia sepakbola.
Namun kini, Ibra (sapaan akrab Ibrahimovic), seperti didesak
waktu. Karena waktu, perlahan menggerus kelincahan kaki ajaibnya mengolah bola.
Ibra sendiri mulai menyadarinya, dalam sebuah wawancara saat
memperkuat klubnya Paris Saint Germain, Ibra (sapaan akrab Ibrahimovic), bahkan
pernah memberi sinyal untuk mengakhiri petualangannya dalam kancah sepakbola.
“Kontrak saya akan berakhir 2016 mendatang dan saya tidak
melihat diri saya bermain di level teratas setelah itu. Jadi jawabannya
kemungkinan adalah ya," sambung pemain yang memiliki julukan Ibracadabra
tersebut.
Dalam beberapa kesempatan, Ibra acapkali dapat pertanyaan
soal waktu, entah saat memperkuat klub maupun saat berseragam timnas. Pasalnya dengan
usia yang telah menginjak 34, waktu Ibra untuk unjuk kebolehan semakin menipis.
Sama saat Ibra hendak tampil pada playoff melawan Portugal
demi satu tempat pada Piala Dunia 2014, kini pertanyaan serupa kembali harus
diterima Ibra. Jelang pertandingan hidup mati melawan Denmark, Minggu (15/11)
dini hari, Ibra kembali didesak soal waktu.
"Apakah saya akan pensiun usai playoff? Kita lihat
saja. Jika Anda menanyakan kepada saya sekarang? Tidak. Jika Anda menanyakan
ini kepada saya usai playoff? Saya tidak tahu." tegas Ibrahimovic.
Entah kenapa Ibra terus didesak pertanyaan soal waktu. Prestasi
Ibra terbilang menterang dengan selalu membawa klub yang dibela menjadi juara
liga. Bahkan sebagai individu deretan gelar top skor di Liga Italia, Belanda, dan Prancis pernah
disandangnya. Jangan lupakan fakta bahwa Ibra tercatat sebagai pencetak gol
terbanyak bagi Swedia sepanjang masa.
Namun prestasi Ibra tak lantas terbilang lengkap. Hingga kini
Ibra sendiri pada level klub belum pernah sekalipun menjuarai Liga Champions,
sebuah kejuaran antarklub paling
bergensi. Sementara bersama Swedia prestasi terbaiknya hanya sebatas mengantar
Swedia hingga 8 besar saat gelaran Piala Eropa di 2004.
Hanya bila hal tersebut dianggap sebagai “noda”, memang naif
rasanya. Lantaran selama ini aksi Ibra di lapangan hijau telah banyak
menghibur. Bahkan Ibra sendiri tidak pernah menyesal akan perjalanan karier
yang telah dijalani.
“Saya telah meraih apa yang saya inginkan dalam karir saya, 100
persen.” tegas Ibra.
Sudah saja anggap Ibra ajaib, seperti julukan yang memang
tersemat kepadanya selama ini: Ibracadabra!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar