z Ketik: Ibrahimovic Berjuang Melawan Waktu

Pages

Sabtu, 14 November 2015

Ibrahimovic Berjuang Melawan Waktu



Kaki-kaki ajaib Ibrahimovic dalam mengolah si kulit bundar selalu menakjubkan. Baginya mencetak gol indah dalam sebuah pertandingan seperti menu standard yang siap disuguhi kepada para penonton setia sepakbola.

Namun kini, Ibra (sapaan akrab Ibrahimovic), seperti didesak waktu. Karena waktu, perlahan menggerus kelincahan kaki ajaibnya mengolah bola.

Ibra sendiri mulai menyadarinya, dalam sebuah wawancara saat memperkuat klubnya Paris Saint Germain, Ibra (sapaan akrab Ibrahimovic), bahkan pernah memberi sinyal untuk mengakhiri petualangannya dalam kancah sepakbola.

“Kontrak saya akan berakhir 2016 mendatang dan saya tidak melihat diri saya bermain di level teratas setelah itu. Jadi jawabannya kemungkinan adalah ya," sambung pemain yang memiliki julukan Ibracadabra tersebut.

Dalam beberapa kesempatan, Ibra acapkali dapat pertanyaan soal waktu, entah saat memperkuat klub maupun saat berseragam timnas. Pasalnya dengan usia yang telah menginjak 34, waktu Ibra untuk unjuk kebolehan semakin menipis.

Sama saat Ibra hendak tampil pada playoff melawan Portugal demi satu tempat pada Piala Dunia 2014, kini pertanyaan serupa kembali harus diterima Ibra. Jelang pertandingan hidup mati melawan Denmark, Minggu (15/11) dini hari, Ibra kembali didesak soal waktu.

"Apakah saya akan pensiun usai playoff? Kita lihat saja. Jika Anda menanyakan kepada saya sekarang? Tidak. Jika Anda menanyakan ini kepada saya usai playoff? Saya tidak tahu." tegas Ibrahimovic.

Entah kenapa Ibra terus didesak pertanyaan soal waktu. Prestasi Ibra terbilang menterang dengan selalu membawa klub yang dibela menjadi juara liga. Bahkan sebagai individu deretan gelar top skor  di Liga Italia, Belanda, dan Prancis pernah disandangnya. Jangan lupakan fakta bahwa Ibra tercatat sebagai pencetak gol terbanyak bagi Swedia sepanjang masa.

Namun prestasi Ibra tak lantas terbilang lengkap. Hingga kini Ibra sendiri pada level klub belum pernah sekalipun menjuarai Liga Champions, sebuah  kejuaran antarklub paling bergensi. Sementara bersama Swedia prestasi terbaiknya hanya sebatas mengantar Swedia hingga 8 besar saat gelaran Piala Eropa di 2004.

Hanya bila hal tersebut dianggap sebagai “noda”, memang naif rasanya. Lantaran selama ini aksi Ibra di lapangan hijau telah banyak menghibur. Bahkan Ibra sendiri tidak pernah menyesal akan perjalanan karier yang telah dijalani.

“Saya telah meraih apa yang saya inginkan dalam karir saya, 100 persen.” tegas Ibra.

Sudah saja anggap Ibra ajaib, seperti julukan yang memang tersemat kepadanya  selama ini: Ibracadabra!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar